FilterKesehatanObat - ObatanBukuNovel & SastraLainnyaKomikSosial PolitikPerlengkapan Pesta & CraftFashion PriaMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 442 produk untuk "keris nogo siluman" 1 - 60 dari 442UrutkanAdKeris antik LANGKA UJUNG Pendawa Lima Dapur Sengkelat Sumono SelatanToSerBieAdKeris Mini Nusantara Nogo Rojo Proteksi/Tahta/Wibawa/Jabatan/ 5 rbDenpasarkarmaphalaamuletAdBARANG ANTIK KERIS NOGO SOSRO BAHAN KUNINGAN UtaraANNISA 3AdProduk TerbaruPaneng Maha Saney S3 / Ajhan UtaraAnjali AmuletsKeris Nogo Siluman Luk 7 Pamor 1%Kab. SidoarjoNitroKeris Nogo Siluman 1%Kab. 1Keris Nogo BanyuwangiJati_handmadeKeris Nogo Siluman Luk 13 Pamor Uler 1%Kab. SidoarjoNitroKeris Nogo Siluman Kinatah Luk 1%Kab. SidoarjoNitro
BeliKeris Nogo Siluman Mesari Luk 7. Harga Murah di Lapak Lingga Kencana. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. Pusaka Keris Bethok Nogo Siluman Dhapur Keris jenis bentuk keris Bethok Nogo Siluman Pamor motif lipatan besi Ngulit Semangka Mubyar Bahan Keris Iron Bloom Kabudhan Tangguh perkiraan masa pembuatan Singosari Putran Panjang Bilah 29 cm Warangka Sandhang Walikat Kayu Galih Jati Handle / Gagang Surakarta Solo Mendak Kuningan Ukir Kode K179 Dialih rawatkan dimaharkan Keris Bethok Nogo Siluman sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera. Dhapur Keris Bethok Nogo Siluman dan Filosofinya NOGO SILUMAN, mirip dengan keris dhapur Nagasasra adalah Nogo Siluman atau Naga Siluman. Bedanya dhapur Naga Siluman bisa berluk 13, bisa berluk 7 bahkan lurus dan hanya dilengkapi dengan kepala Naga saja. Badan dan ekornya tidak ada. Bethok yang tampil dengan gagah dan kuat, menampakan sifat raja atau kepemimpinan serta kemuliaan dari sang naga. Ukuran yang cukup panjang dari ukuran bethok pada umumnya membuat aura sang raja nampak jelas. Terdapat banyak sejarah dan silsilah tentang Kyai Nogo Siluman yang masih melegenda dan selalu menjadi buruan para kolektor keris. Konon Pangeran Diponegoro misalnya, adalah sosok lain yang perjuangannya juga dikaitkan dengan keris pusaka “Kyai Nogo Siloeman”. Pangeran dari Keraton Yogyakarta putera Sultan Hamengkubuwono III itu diceritakan selalu menyelipkan keris Kyai Nogo Siloeman? dengan warangka gayaman timoho pelet kendhit di dadanya. Dengan jubah dan surban kiai, keris pusakanya selalu tersengkelit secara jelas. Perang Jawa yang dikobarkan oleh Diponegoro sejak Juli 1925 itu memang dahsyat. Belanda harus mengerahkan segenap sumber-sumber dayanya untuk memadamkan perlawanan Diponegoro dan pengikutnya. Kendati memiliki persenjataan yang lebih modern dan taktik perang Eropa, Belanda benar-benar dibuat impotent menghadapi laskar Diponegoro. Bahkan pada tanggal 21 September 1829 Belanda mengeluarkan woro-woro disertai ganjaran, bahwa siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro akan mendapat hadiah ringgit. Tetapi usaha ini tidak berhasil, karena rakyat pribumi bersatu dalam semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”; sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati. Dalam perjuangannya, Pangeran Diponegoro mendapat dukungan dari rakyat, ulama dan juga kaum bangsawan. Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro, diantaranya ada Pangeran Mangkubumi, Pangeran Joyokusumo dan lain-lain. Sementara dari kaum ulama ada Kiai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual, Haji Mustopo, Haji Badaruddin dan Alibasha Sentot Prawirodirdjo. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. Karena biaya operasional perang yang besar diperkirakan gulden dan korban banyak berjatuhan tercatat kurang lebih 8000 serdadu belanda, membuat Belanda akhirnya mengubah taktik. Setelah perang selama 5 tahun, pada tanggal 28 Maret 1830 Kumpeni Belanda mengajak berunding di rumah Residen Kedu Magelang. Maka digelarlah genjatan senjata. Inilah, konon awal kehancuran Sang Pangeran Tegalrejo. Ketika memasuki ruang perundingan, Pangeran Diponegoro diminta menyerahkan semua senjata dan keris pusaka yang selalu disengkelit kepada opsir penjaga. Ternyata semua hanya siasat, perundingan tidak mencapai kata sepakat. Jenderal De Kock ternyata mengingkari janjinya karena pada saat Pangeran Diponegoro hendak meninggalkan meja perundingan, beliau ditangkap oleh pasukan Belanda. Para analisis kebatinan menyebutkan, ini merupakan kesalahan Diponegoro. “Bila tidak melepas, Belanda tidak akan punya nyali meringkusnya.” Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April. Di Batavia Sang Pangeran ditawan di Stadhuis sekarang gedung Museum Fatahillah, sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch. Beliau wafat dalam masa pembuangannya di Makasar pada tanggal 8 Januari 1855. FILOSOFI, Kyai berarti tuan. Orang Jawa itu tidak hanya menghormati orang, tetapi juga menghormati benda yang kemudian disebut Kyai. Semua yang dimiliki seorang Raja paling tidak memakai nama ini kyai. Nogo adalah ular besar dalam mitologi dengan sebuah mahkota di kepalanya. Siloeman adalah sebuah nama yang terkait dengan kelebihan atau bakat-bakat luar biasa, seperti kemampuan untuk menghilang dan seterusnya. Oleh karena itu, nama keris Kyai Nogo Siluman berarti raja ular penyihir, sejauh hal itu dimungkinkan untuk menerjemahkan sebuah nama yang megah. Tags ciri keris singosari, fungsi keris nogo siluman, jual bethok nogo, jual keris bethok, jual keris nogo siluman, jual keris tangguh singosari, keris bethok naga, keris bethok nogo, Keris Bethok Nogo Siluman, keris bethok omyang, keris jalak budho singosari, keris naga siluman luk 3, keris nogo siluman luk 11, keris nogo siluman luk 13, keris nogo siluman luk 5, keris nogo siluman luk 9, keris tindih, khasiat keris bethok nogo, khasiat keris nogo siluman luk 7, tuah keris nogo siluman luk 5 KerisKorowelang Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno Keris Korowelang Luk 13 Tangguh Majapahit Sepuh Kuno Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Korowelang Luk 13 Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah/Beras Wutah (Meteor Akhodiyat) Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit Madya (Abad XIV) Panjang Bilah : 34 cm Warangka : Ladrang Cirebon